Menghindari Dampak Buruk Dosa
Dampak Buruk Maksiat di Dunia
Banyak orang belum mengetahui bahwa dosa dan maksiat itu memiliki dampak buruk yang sangat serius bagi pelakunya. Di dunia maupun di akhirat. Bahkan seluruh keburukan itu pemicunya adalah dosa.
Efek buruk maksiat di dunia antara lain: menyebabkan rezeki seret. Memunculkan kegelisahan. Menimbulkan ketidakharmonisan hubungan. Segala urusan menjadi ruwet. Melemahkan tubuh dan hati. Mengakibatkan malas beribadah. Menghilangkan keberkahan umur. Dan masih banyak lagi dampak buruk lain dari maksiat.
Itu baru efek negatifnya di dunia.
Baca Juga: Menjaga Kesehatan dengan Menjauhi Maksiat
Dampak Buruk Maksiat di Akhirat
Adapun di akhirat, maka sungguh dampak buruk maksiat jauh lebih mengerikan. Para pelakunya terancam siksa neraka Jahannam.
Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu menuturkan,
“وَسُئِلَ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ أَكْثَرِ مَا يُدْخِلُ النَّاسَ النَّارَ، فَقَالَ: «الفَمُ وَالفَرْجُ»”
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah ditanya tentang hal yang paling banyak memasukkan orang ke neraka. Beliau menjawab, “(Dosa) mulut dan kemaluan”. HR. Tirmidziy dan dinilai sahih oleh Ibn Hibban.
Baca Juga: Sudah Taubat Lalu Bermaksiat Lagi, Apakah Diterima Taubatnya?
Menghindari Dampak Buruk Dosa
Manusia dengan kelemahan imannya, berpeluang besar untuk terjerumus pada dosa dan maksiat. Bahkan teramat sering terperosok ke dalam kubangannya. Lantas bisakah manusia yang sudah terlanjur berbuat dosa, terhindar dari dampak buruknya?
Jawabannya: bisa!
Caranya adalah dengan memperbanyak taubat dan istighfar. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menjelaskan,
“كُلُّ ابْنِ آدَمَ خَطَّاءٌ وَخَيْرُ الخَطَّائِينَ التَّوَّابُونَ”
“Setiap anak keturunan Adam banyak dosa. Sebaik-baik orang yang banyak dosa adalah yang sering bertaubat”. HR. Tirmidziy dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu. Al-Hakim menyatakan isnad hadits ini sahih.
Baca Juga: Meninggalkan Maksiat Bukan Karena Allah, Apakah Berpahala?
Mendalami Makna Istighfar
Istighfar berarti memohon maghfirah (ampunan). Makna maghfirah adalah: terhindar dari dampak buruk dosa dan ditutupi. Jadi orang yang beristighfar itu, sejatinya sedang memohon kepada Allah agar dihindarkan dari dampak buruk dosa-dosanya. Baik di dunia maupun di akhirat. Serta memohon kepada Allah ta’ala agar aib-aibnya tersebut ditutupi.
Jika kita merasa sering berbuat dosa, maka seharusnya kita lebih sering lagi untuk beristighfar. Dengan harapan bisa terhindar dari dampak buruk dosa-dosa itu.
Abu Musa al-Asy’ariy radhiyallahu ‘anhu menceritakan,
“جَاءَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَنَحْنُ جُلُوسٌ فَقَالَ: «مَا أَصْبَحْتُ غَدَاةً قَطُّ، إِلَّا اسْتَغْفَرْتُ اللَّهَ فِيهَا مِائَةَ مَرَّةٍ»”
Suatu saat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam datang saat kami sedang duduk-duduk. Beliau bersabda, “Setiap pagi aku pasti selalu beristighfar seratus kali”. HR. Ibn Abi Syaibah dalam al-Mushannaf dan dinilai sahih oleh al-Albaniy.
Inilah kebiasaan harian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Padahal beliau telah diampuni dosa-dosanya oleh Allah dan sudah dijamin masuk surga. Bagaimana dengan kita?
Baca Juga:
Pesantren “Tunas Ilmu” Kedungwuluh Purbalingga, Jum’at, 15 Dzulhijjah 1440 / 15 Agustus 2019
Penulis: Ustadz Abdullah Zaen, Lc. MA.
Artikel asli: https://muslim.or.id/52803-menghindari-dampak-buruk-dosa.html